Dalam akuntansi dikenal dua metode pencatatan investasi, yaitu metode biaya (cost method) dan metode ekuitas (equity method), adalah sebagai berikut :
1. Metode biaya adalah metode pencatatan investasi yang pada awal perolehan investasi, investor mencatat investasi sebesar biayanya (historical cost accounting), dividen maupun distribusi laba dicatat sebagai penghasilan, namun apabila dividen yang diterima melebihi bagian investor atas laba investee dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurang investasi.
2. Metode ekuitas adalah metode pencatatan investasi yang pada awal perolehan investor mencatat investasi sebesar biayanya, dividen maupun distribusi laba dicatat sebagai pengurang akun investasi. Nilai investasi ditambah atau dikurangi dengan bagian laba/rugi investor pada perusahaan asosiasi setelah tanggal perolehan. Penerapan metode ekuitas memungkinkan pelaporan aktiva bersih dan penghasilan bersih oleh investor dengan lebih informatif.
Akuntansi metode ekuitas dan metode biaya adalah metode akuntansi untuk investasi yang harus digunakan oleh investor tergantung dari porsi kepemilikan pada perusahaan investee.
B. Penerapan Metode Biaya dan Metode Ekuitas
Untuk memudahkan pemahaman tentang metode biaya dan metode ekuitas diatas, maka dibawah ini diberikan ilustrasi sebagai berikut :
1. Metode Biaya
PT. A (investor) membeli Rp. 150.000.000,- untuk 15.000 lembar saham (15%) saham berhak suara PT. B (investee). Pada tangal pelaporan keuangan (umumnya tgl.31 des) PT B memperoleh laba Rp. 50.000.000.- dan PT. B membagikan dividen sebesar Rp. 40.000.000,-.
Dengan kepemilikan 15% (kurang dari 20%), maka secara akuntansi PT. A wajib menggunakan metode biaya untuk mempertanggungjawabkan investasinya, jurnal yang dibuat investor (PT.A) adalah sebagai berikut :
a. Pada saat perolehan investasi
Investasi pada PT.B Rp. 150.000.000
Kas/bank Rp. 150.000.000
(jurnal untuk mencatat investasi 15% saham PT.B)
b. Pada saat PT.B memperoleh laba
-tidak ada jurnal-
c. Pada saat PT. B membagikan dividen
Kas/Bank Rp. 6.000.000
Penghasilan Dividen Rp. 6.000.000
(jurnal untuk mengakui penerimaan dividen dari PT.B, (15% X Rp.40.000.000 = Rp. 6.000.000))
PT. A harus mengakui penghasilan dividen dari PT.B sebesar Rp. 6.000.000,- dalam laporan laba rugi, Untuk investasi dilaporkan dalam neraca dan disajikan sebagai aktiva lancar atau aktiva tidak lancar tergantung dari jenis investasinya, juga perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tentang investasi yang dilakukan pada PT.B.
2. Metode Ekuitas
PT. A (investor) membeli Rp. 300.000.000,- untuk 30.000 lembar saham (30%) saham berhak suara PT. B (investee). Pada tangal pelaporan keuangan (umumnya tgl.31 des) PT B memperoleh laba Rp. 50.000.000.- dan PT. B membagikan dividen sebesar Rp. 40.000.000,-.
Dengan kepemilikan 30% (lebih dari 20%), maka secara akuntansi PT. A wajib menggunakan metode ekuitas untuk mempertanggungjawabkan investasinya. Jurnal yang dibuat oleh investor (PT.A) adalah sebagai berikut :
a. Pada saat perolehan investasi
Investasi pada PT.B Rp. 300.000.000
Kas/bank Rp. 300.000.000
(jurnal untuk mencatat investasi 30% saham PT.B)
b. Pada saat PT.B memperoleh laba
Investasi pada PT.B Rp. 15.000.000
Penghasilan Investasi dari PT.B Rp. 15.000.000
(jurnal untuk mengakui bagian PT.A atas laba PT.B (30% X Rp. 50.00.000 = Rp. 15.000.000))
c. Pada saat PT. B membagikan dividen
Kas/Bank Rp. 12.000.000
Investasi pada PT.B Rp. 12.000.000
(jurnal untuk mengakui penerimaan dividen dari PT.B (30% X Rp.40.000.000))
PT. A harus mengakui penghasilan dari PT. B sebesar Rp. 15.000.000,- dalam laporan laba rugi, dalam neraca untuk investasi dengan metode ekuitas harus disajikan sebagai aktiva jangka panjang dan diungkapkan dalam pos terpisah dalam neraca. Dan pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan untuk daftar perusahaan investasi.
http://andrianto.blogspot.com/2010/12/kajian-penerapan-metode-biaya-dan.html
http://andrianto.blogspot.com/2010/12/kajian-penerapan-metode-biaya-dan.html